12 Mei 2014

Bye 3


Ah.
Mungkin kau marah.
Mungkin juga sudah jengah.
Ya sudah, aku enyah.
#Bye

Jika Suatu Saat Nanti


Jika suatu saat nanti aku marah padamu, bagaimana?
Jika suatu saat nanti kau yang  marah padaku, bagaimana?
Kalau di antara kita tak ada yang mau meminta maaf lebih dulu?
Kalau di antara kita tak ada yang mau mengalah?
Tak ada yang mau bersabar?
Sama-sama keras kepala?

Aku takut.
Aku takut jika aku marah padamu.
Aku takut jika kau marah padaku.
Aku takut jika aku tak mau meminta maaf  lebih dulu.
Aku takut jika aku tak mau mengalah.
Aku takut jika aku tak mau bersabar
Aku takut jika aku keras kepala.

Bagaimana kalau suatu saat nanti kita sudah tidak lagi saling percaya?
Bagaimana kalau suatu saat nanti kita sudah tidak saling peduli?

Sherina - Pelangiku





Titik – titik hujan, masih membasahi
Kala kau menyapa, pelangiku
Ingin kuberlari, jumpa bidadari
Bawalah aku pergi, bersamamu
Bisikkan kisah yang lucu
Nyanyikanlah lagu merdumu
Merah, kuning, jingga dan ungu
Sentuhkan warnamu dalam gaunku
Ingin ku menari
Hingga kau sembunyi
Rindu pelangiku, datang lagi
*Dari kecil suka banget sama lagu ini, bahkan sampai sekarang. :) *

Maaf

Aku memang tak pandai berkata-kata. Tak pandai menjaga lidah. Tak heran jika kamu sudah tak ingin berteman lagi denganku. Sudah banyak yang sakit hati oleh kata-kataku. Kau itu korban yang kesekian. Maafku mungkin tak bisa sembuhkan luka hatimu. Lalu aku harus bagaimana? Perlu kau tau, aku sedih. Aku menyesal. Kehilangan teman itu lebih menyedihkan dibanding kehilangan cinta. Semoga hatimu lekas sembuh. Semoga kau memaafkanku. Semoga suatu saat nanti, kita bisa berteman lagi.

Bebas

Aku bukan pemaksa. Jadi jangan paksa aku untuk memaksamu. Jika ingin pergi, pergilah.

Nasehat Cinta

Bagi saya, cinta tak perlu dikejar, dia akan datang dengan sendirinya. Tak mengejar bukan berarti berdiam diri kan? Berjalan biasa saja, tak perlu sampai mengejar. Ini soal hidup, soal cinta, bukan lari marathon.

Bye 2


Ada pesan yang ingin saya sampaikan soal cinta. Tak perlu kalian terlalu serius menanggapi orang yang belum pasti jadi milik kalian. Serius hanya untuk apa yang pasti kalian miliki dengan benar. Dia yang belum pasti jadi milik kalian, mudah sekali kalian sukai dan mudah juga untuk dibenci. Wajah dan kata-katanya mudah diingat, tapi mudah pula untuk dilupakan. Atau tak perlu melupakan, dia sudah terlupakan oleh kita.
Begitu juga denganmu. Tak perlu aku lupakan, toh nanti juga terlupakan. Bye.

IU Feat. Jang Yi-jeong of HISTORY - Friday





아이유 Feat. 히스토리 장이정 – 금요일에 만나요
월요일엔 아마 바쁘지 않을까
Woryoiren ama bappeuci anh-eulkka
화요일도 성급해
Hwayoil do seonggeumhae
보이지 안 그래
Boici an geurae
수요일은 뭔가
Suyoireun mwon-ga
어정쩡한 느낌
Aceongjjang-han neukkim
목요일은 그냥
Mokyoireun geunyang
내가 왠지 싫어
Naega waenci sirheo
우~ 이번 주 금요일
U~ ibeon cu geumyoil
우~ 금요일에 시간 어때요
U~ geumyoire sigan eottaeyo
주말까지 기다리긴 힘들어
Cumalkkaci gidarigin himdeureo
시간아 달려라 시계를 더
Sigana dallyeora sigyereul deo
보채고 싶지만 (mind control)
Bochaego siphciman (mind control)
일분 일초가 달콤해
Ilbun ilchoga dalkhom-hae
이 남자 도대체 뭐야
I namca dodaeche mwoya
사랑에 빠지지 않곤
Sarange ppacici anh-khon
못 배기겠어
Mot baegigesseo
온 종일 내 맘은 저기
On johil nae mameun ceogi
시계바늘 위에 올라타
Sigyebaneul wie ullatha
한 칸씩 그대에게 더 가까이
Han khanssik geudae-ege deo gakkai
우~ 이번 주 금요일
U~ ibeon cu geumyoil
우~ 금요일에 시간 어때요
U~ geumyoire sigan eottaeyo
딱히 보고 싶은
Ttak-hi bogo sipheun
영화는 없지만
Yeonghwaneun eobsciman
딱히 먹고 싶은
Ttak-hi meokgon sipheun
메뉴는 없지만
Menyuneun eobsciman
주말까지 기다리긴 힘들어
Cumalkkaci gidarigin himdeureo
시간아 달려라 시계를 더
Sigana dallyeora sigyereul deo
보채고 싶지만 (mind control)
Bochaego siphciman (mind control)
일분 일초가 달콤해
Ilbun ilchoga dalkhomhae
이 남자 도대체 뭐야
I namca dodaeche mwoya
사랑에 빠지지 않곤
Sarange ppacici anh-khon
못 배기겠어
Mot baegigesseo
온 종일 내 맘은 저기
On johil nae mameun ceogi
시계바늘 위에 올라타
Sigyebaneul wie ullatha
한 칸씩 그대에게 더 가까이
Han khanssik geudae-ege deo gakkai
나 뭔가에 홀린 것 같아
Na mwon-gae hollin geot gatha
이 여잔 도대체 뭐야
I yeocan dodaeche mwoya
사랑해주지 않고는
Sarang-haecuci anh-goneun
못 배기겠어
Mot baegigesseo
돌아오는 이번 주
Doraoneun ibeon cu
금요일에 만나요
Geumyoire mannayo
그 날 내 맘을
Geu nal nae mameul
더 가져가줘요
Deo gacyeogacwoyo
더 가까이 더 가까이 와요 더 가까이
Deo gakkai deo gakkai wayo deo gakkai

Poligini

Jika kau ingin berpoligini, berpoliginilah. Aku tak melarangmu karena Tuhan juga tidak melarangmu. Aku hanya ingin bertanya, bagaimana perasaanmu jika ibumu diduakan oleh ayahmu? Bagaimana kalau yang diduakan itu kakak atau adik perempuanmu? Apa kau kasihan pada mereka? Apa kau bersedih? Atau bahkan marah pada ayahmu sendiri? Jika iya, itu pula yang akan dirasakan oleh anak-anak kita nantinya. Yang aku khawatirkan adalah anak kita dan kau pastinya. Aku tak ingin kau dibenci oleh anak kita sendiri. Dan aku juga tak ingin melihat anak kita bersedih karena kasihan padaku. Ini bukan ancaman. Ini juga bukan penolakan atas poligini. Aku hanya ingin mengajak kau berpikir apa dampak dari masalah ini. Tapi keputusan tetap di tanganmu. Apakah kau ingin berpoligini atau bermonogami.

MPKI


Anak UI tau apa itu MPKI. Karna banyak juga anak UI yang tersendat kelulusannya gegara satu matakuliah ini. MPKI itu matakuliah bahasa Inggris, matakuliah wajib tingkat kampus. Lo harus lulus matakuliah ini kalo mau lulus sarjana di UI. Matakuliah ini ngga bisa diganti sama matakuliah lain.
Awal kuliah semester 2, gue shocked. Kenapa harus ada matakuliah wajib kayak gini. Gue takut ngga sarjana hanya gara-gara satu matakuliah ini. I can’t speak in English, beneran deh, gue ngga boong.
Di awal kuliah matakuliah ini, dosen nyuruh kami untuk nulis dalam bahasa Inggris soal kelebihan dan kekurangan kita dalam berbahasa Inggris. Gue cuma nulis kalo gue ngga bisa bahasa Inggris dan gue ngga ngerti apa yang mereka omongin dalam bahasa Inggrisnya. Miris. Ini kelas kayak neraka. Tiap masuk kelas ini, gue ketakutan. Tapi sebisa mungkin absen gue ngga lebih dari tiga kali, tugas selalu gue kerjain, pokoknya dirajin-rajinin aja. Pas UTS aja, nilai gue dibawah 5 :(. Kenapa bisa gitu? Ya kalo kata dosennya, gue itu kurang banyak ngisi jawabannya. Gue pikir kalo jawaban gue meragukan, ya gue lebih milih ngga diisi, gitu.. Makanya pas UAS, mau jawaban gue itu bener, salah atau meragukan, tetep gue tulis sebagai jawaban. Alhasil, nilai gue diatas 5. Dan nilai matakuliah ini adalah nilai terjelek dari keseluruhan matakuliah gue. C. Gue dapet C. Gue tau, emang kayaknya nilai itu yang pantes buat gue. Walaupun gitu, gue tetep bersyukur bisa lulus MPKI ini. :D

Tak Jongkok


Oke, lupain postingan kemarin. Itu Cuma sesuatu yang ngga penting, gampang diingat tapi juga gampang dilupain.
Sekarang gue mau cerita masa kecil gue aja deh. Masa-masa gue bodoh. Eh, bukan. Tepatnya masa-masa gue dibodohi oleh kakak gue dan teman-temannya.
Sebelum cerita, kita kenalan dulu ya. Kakak gue laki-laki, namanya Bambang. Kata orang, gue dan dia itu duet paling yahui di Persija (waktu itu). Dia tua 4 tahun dari gue (kalo ngga salah). Terus ada temen kakak gue, namanya Wawan. Gue kalo manggil dia ‘Mas Wawan’, karna sama-sama orang Jawa. Orangnya item-manis dan kalem kayak gue *ngaku-ngaku*. Orangtuanya berteman baik sama orangtua gue. Kayaknya dia kelahiran ’90. Terus ada yang namanya Adip. Dia paling muda di antara teman-temannya (tapi masih mudaan gue), makanya dia paling dibully/ dibodohi sama yang lainnya. Gue manggil dia ‘Mas Adip’. Orangtuanya juga berteman baik sama orangtua gue. Gue sering nonton tv di rumahnya, hehe (bukan modus tapi gue mau jalin silaturahim aja :p). Orangnya grusa-grusu (Ngerti ngga? Kalo ngga, abaikan!). Pokoknya ngga kalem, suka cenge-ngesan gitu. Gue dan dia sering dicie-cie-in gitu sama kakak gue dan teman-temannya. Gue pun cuma bisa senyum-senyum doang. Selanjutnya ada Lukman, dia orang Sunda. Kalo gue pikir-pikir sekarang, dia itu paling ganteng dari yang lainnya. Dia juga lebih tua dari gue, tapi gue manggil dia cuma Lukman-Lukman aja.. Udah, gue ingetnya sama tiga orang ini aja, teman-teman kakak gue lainnya ngga inget, atau mungkin males nulisnya.
Alkisah, suatu malam, sekitar jam 7an, teman-teman kakak gue nyamper ke rumah. Ngajak kakak gue buat main. Gue pun ikut walau ngga diajak. Mereka pergi ke lapangan dan main tak jongkok (entah nama resminya apa). Gue pun bilang mau ikut main. Mereka pun diam sejenak, kemudian mereka ngumpul, rembukan, berbisik-bisik. Gue sebenernya curiga, tapi ya udahlah, gue pikir, yang penting gue main. Lalu kita hompimpah, dan gue kalah. Gue ngga ngerasa ada yang aneh, gue kalah, ya udah gue yang jaga. Gue harus ngejar, ngenain mereka. Kata orang, laki-laki punya kekuatan lebih dari perempuan. Kecepatannya juga. Karna itu juga, udah sejam-an gue masih jaga. Gue capek. Frustasi. Dari mereka yang gampang dikenain itu Mas Adip. Akhirnya dia kena, tapi ngga lama, gue kena lagi, jaga lagi. Terus di saat-saat gue jaga itu ada yang nyeletuk, “Lin, kalo ngenain Adip, peluk dong..” Gue denger dan gue tetep lari-lari, berharap ada yang kena. Dan yang larinya paling lelet itu ya Mas Adip itu tadi. Gue pun ngejar dia. Pas jarak kita udah cuma selangkah, gue kenain dia, gue peluklah dia. Bah! Gue seneng. Haha. Gue seneng karna gue bisa kenain dia, bukan karna meluk dia *ngeles*. Waktu itu, gue ngga malu, gue juga ngga ngerasa bodoh, karna gue kira, emang peraturannya kayak gitu. Di saat adegan pelukan itu, mereka nyie-nyiein lagi. Mereka tertawa sejadi-jadinya. Itu yang buat gue malu. Hah. Walaupun gitu, keesokan harinya, gue tetep main sama mereka, hhe.
Dan sekarang gue sadar kalo waktu itu gue bodoh, dibodohi. Malu banget kalo inget kejadian masa itu, apalagi kalo ketemu sama orangnya. Dan gue juga merasa ternodai oleh kelakuan gue sendiri *lebay akut*. Gue mau minta maap sama orang yang jadi suami gue nanti. Gue waktu itu belom baligh kok, Say. Gue ngga ngerti apa-apa. Gue dibodohi sama mereka, beneran deh, ngga boong. Dimaapin kan ya? Ok? Ok..

Ce-El-Be-Ka


Lu tau Pak Anis Matta ngga? Masa gue ngga suka sama beliau.. Karena hal sepele, karena suatu hal yang ngga ada sangkut pautnya sama beliau.. Karena beliau mirip sama orang yang pernah gue suka. Hhaha..
Oke, ceritanya udah lama ngga ketemu sama tuh orang. Hari itu, gue lagi ikut acara jalan-jalan sama alumnus sekolah. Gue ketemu orang itu lagi. Orang yang pernah gue suka. Menurut gue, dia itu orang pertama yang gue suka dengan benar (Kalo ngga paham, abaikan!) :). Orang bilang, ini namanya cinta lama bersemi kembali. Tapi gue sendiri ragu, bener ngganya.
Acara jalan-jalan ini, salah satu rangkaiannya itu ada tuker kado, minimal bernilai 10 ribu rupiah. Sehari sebelum acara, gue beli majalah T*rbawi. Gue sebenernya jarang dan ngga suka baca majalah ini. Tapi entah kenapa, gue mau majalah ini dijadiin kado. Tapi kalo lagi liat majalah itu, yang terbesit dipikiran gue itu, ya dia. Gue ngga tau kenapa. Gue ngga tau, dia sering atau suka baca itu majalah atau ngga. Spontan aja mau milih majalah itu jadi kado.
Heuh.. Pas mata gue ngga sengaja liat dia, pikiran gue langsung melayang ke beberapa tahun silam. Ke masa dimana gue suka sama dia. Bete. Kenapa gue harus inget-inget masa ini.
Oke, inget-inget masa silamnya diskip aja.
Lu tau? Dia dapetin kado dari gue! Dan ini yang buat gue seneng. Gue ngerasa kalo kado gue pas buat dia. Di dalem kado itu, gue cuma nyelipin kalimat “Iqra (dalam aksara ‘Arab)! Semoga bermanfaat! :)”. Semoga dia tau kalo kado itu dari gue. (Terus kalo dia tau, kenapa? Bodo, walaupun gue ngga tau kenapa, pokoknya dia harus tau! Hhe..)
Inti dari cerita ini adalah cuma mau kasih info, kalo gue lagi seneng karena clbk. Tapi senengnya cuma buat hari itu aja. Kalo sekarang gue lebih fokus untuk mikirin Bang Samir Nasri sama Januzaj.. *lho* :p

Bye

Sudah, aku ingin menyerah saja. Aku sudah lelah sampai ke ubun-ubun. Tak jelas pula kau siapa. Tak jelas pula, kau pedulikan aku atau tidak. Aku hanya ingin jalani hidupku seperti sebelum mengenalmu. Aku takkan ganggu hidupmu lagi. Bye.