30 Apr 2012

2. Asal Usul Kerajaan Makassar












Menjelang pertengahan abad XIV, pada masa pemerintahan Raja Gowa VI, Tonatangka Lopi, ada pembagian wilayah Kerajaan Gowa terhadap dua orang putranya, yaitu Batara Gowa dan Karaeng Loe ri Sero. Batara Gowa melanjutkan kekuasaan di Gowa sebagai Raja Gowa VII, pengganti Tonatangka Lopi yang meninggal dunia. Wilayah Kekuasaannya meliputi: Paccelekang, Pattalasang, Bontomanai Ilau, Bontomanai ‘iraya, Tombolo dan Mangasa. Sedang adiknya, Karaeng Loe ri Sero, mendirikan kerajaan baru yang bernama Kerajaan Tallo dengan wilayah sebagai berikut: Saumata, Pannampu, Moncong Loe dan Parang Loe.1

Kedua kerajaan tersebut terlibat dalam persaingan dan perang bertahun-tahun, sampai pada Kerajaan Tallo mengalami kekalahan. Pada masa Raja Gowa X, I Mariogau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tonipalangga Ulaweng (memerintah 1546-1565) kedua kerajaan kembar tersebut kembali menjadi satu kerajaan dengan kesepakatan yang disebut "Rua Karaeng se're ata", yang artinya “dua raja, tetapi seorang hamba”, dan diperkuat dengan perjanjian,"lami anjo nasitalli'mo karaenga ri Gowa siagang karaenga ri Tallo, gallaranga iangaseng ribaruga nikelua. Iaiannamo tao ampasiewai Goa-Tallo, iamo macalla rewata". Artinya adalah “waktu itulah diadakan perjanjian (yang diperkuat dengan sumpah) antara Raja Gowa dan Raja Tallo serta Gallarang (yang dilaksanakan) di baruga (balai) kerajaan. Barangsiapa yang mengadu domba antara Gowa dan Tallo, dia akan dikutuk dewata”. Raja Tallo sekaligus menjabat sebagai mangkubumi Kerajaan Gowa. Mangkubumi saat itu adalah Nappakata'tana Daeng Padulung. Lalu para sejarawan menamakan kerajaan Gowa Tallo ini menjadi kerajaan Makassar.2



1 Harun Kadir, Sejarah Daerah Sulawesi Selatan, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978, hlm. 27.
2 Ahmad M. Sewang, Islamisasi Kerajaan Gowa (Abad XVI sampai Abad XVII), Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, hlm. 22.

Tidak ada komentar: